Kamis, 04 Desember 2008

Tarida, Rinduku Padamu


By Sahala Napitupulu.

Lama tak terdengar suaranya. Tarida Hutauruk ternyata masih punya banyak kesibukan. Tentu saja masih diseputar dunia musik. Yang agak berbeda kini adalah sikap hidup dan cara pandangnya. Kini, Tarida banyak memberi waktunya untuk melayani Tuhan. Pencipta lagu Dirimu Satu, yang sangat kondang pada era 80-an itu, semakin merasakan indahnya hidup didalam Tuhan Yesus.

Melalui musik, katanya, dia bisa melayani Tuhan. Misalnya, dalam ibadah Minggu di gereja GKI, Panglima Polim, dialah yang memainkan piano untuk mengiringi nyanyian jemaat. “ Tapi, saya juga sering ke luar kota diundang untuk menyanyi dalam acara Kebaktian Kebangunan Rohani atau diundang untuk menjadi juri lomba lagu, “ katanya.

Ditemui dalam syukuran ulang tahun Ompu Singal Napitupulu br Siahaan (90) di hotel Nikko Jakarta, akhir Agustus lalu, Tarida tampak sibuk mengatur sejumlah artis Batak pengisi acara. Rupanya, hari itu, Tarida bersama Yan Berlin Panjaitan dipercaya sebagai pemandu acara. Tarida masih tampak cantik, meskipun usianya telah 57 tahun.

Buatlah hatimu bergembira senantiasa. Karena Alkitab juga mengatakan hati yang gembira itu adalah obat, sedangkan semangat yang patah mengeringkan tulang, “ katanya menjawab apa rahasia awet mudanya itu.

Tarida pernah sangat sukses menata musik dan acara bernuansa Batak. Itu acara musik Horas yang disiarkan Indosiar sampai 50 episode beberapa tahun lalu. Dalam acara itu, musik Batak yang dilantunkan artis Batak, oleh Tarida ditata dalam aransemen musik yang baru, yang lebih kaya dalam musikalitasnya. Setelah lama berhenti, muncul O tano Batak sebagai penggantinya yang disiarkan Indosiar setahun lalu, tapi tanpa kehadiran Tarida.

Namun setelah beberapa kali tayang, O Tano Batak ternyata tak sebagus Horas terdahulu. Padahal, artis-artis yang tampil sebagian sengaja didatangkan dari artis non-Batak, maksudnya supaya lebih meng-Indonesia. Jadinya malah tak pas di telinga mendengar artis-artis non-Batak itu menyanyikan lagu-lagu Batak. Aransemen musiknya pun tak sebagus dibanding dengan Horas. Alhasil, banyak orang Batak di bonapasogit maupun di perantauan merindukan kembalinya Tarida.

“ Banyak orang memang mengharapkan saya kembali menangani acara musik bernuansa Batak itu. Tapi, jika saya nanti menanganinya mesti saya tata dengan baik. Bahkan sampai pada konsep penonton di studionya. Kita bikin aransemen musiknya yang bagus, dengan kemasan yang bagus, tidak sembarangan. Namanya saja lagu Batak, namanya saja musik Batak, kaidah musiknya harus secara baik dan benar. Sehingga orang akan bilang musik Batak itu keren banget. Itu maunya, “ katanya. Ada yang berminat ?


* tulisan ini telah dipublikasikan sebelumnya di majalah TAPIAN, edisi November 2008


Tidak ada komentar: